Injeksi Intramuskular
Injeksi intramuskular bertujuan untuk mengantarkan suatu zat ke dalam otot agar cepat diserap oleh pembuluh darah. Sebagian besar vaksin yang tidak aktif, seperti vaksin influenza diberikan dengan cara suntikan intramuskular ini. Metode ini dilakukan dengan jarum yang membentuk sudut 90 derajat dalam posisi duduk.
Injeksi subkutan bertujuan untuk mengirimkan cairan ke jaringan antara kulit dan otot. Metode ini membuat penyerapan obat berjalan lebih lambat ketimbang intramuskular. Jarum yang digunakan pun cenderung lebih pendek, karena tidak perlu mencapai otot.
Pemberiannya dilakukan di jaringan lemak di belakang lengan. Injeksi insulin adalah yang paling umum menggunakan metode ini. Selain itu, vaksin tertentu seperti MMR (Campak, Gondok, dan Rubela), Varisela (Cacar Air), dan Zoster (herpes zoster) juga diberikan secara subkutan.
Dalam Injeksi intradermal, obat dikirim langsung ke dalam dermis, yaitu lapisan yang berada tepat di bawah epidermis kulit. Suntikan sering diberikan pada sudut 5 sampai 15 derajat dengan jarum pada kulit pasien. Penyerapan membutuhkan waktu paling lama ketimbang injeksi intravena, intramuskular, dan subkutan.
Oleh karena itu, jenis intradermal sering digunakan untuk tes sensitivitas, seperti tes tuberkulin dan alergi, dan tes anestesi lokal. Reaksi yang disebabkan oleh tes ini mudah dilihat karena lokasi suntikan pada kulit. Bagian tubuh yang sering dijadikan lokasi suntikan intradermal adalah lengan bawah dan punggung bawah.
Injeksi depot dilakukan dengan tujuan untuk menyimpan obat dalam massa lokal, kemudian secara bertahap diserap oleh jaringan di sekitarnya. Senyawa aktif dalam metode ini dilepaskan secara konsisten dalam jangka waktu lama. Cairan yang dimasukkan berbentuk agak padat atau berbahan dasar minyak.
Lokasi Tubuh untuk Melakukan Injeksi
Lokasi suntikan tergantung pada obat yang diberikan, penyakit yang menyertai, seberapa cepat obat perlu bekerja, dan jenis suntikan yang diterima. Jenis suntikan juga dipengaruhi oleh berat badan, usia, biaya, frekuensi pemberian, dan faktor lainnya. Berikut ini lokasi pemberian sesuai dengan jenisnya:
Suntikan intravena dilakukan dengan sebuah tabung plastik kecil yang disebut kateter, yang dimasukkan ke dalam vena. Kateter ditempatkan di tempat yang mudah diakses dengan aliran darah terbaik. Ini lokasi umum pemberian suntikan:
Penting untuk menghindari area kulit yang terinfeksi dan menempatkan kateter pada sendi yang dapat menekuk. Pemberian suntikan harus dihindari pada area yang terluka atau sakit, dan vena yang kaku atau tipis.
Di Mana Melakukan Injeksi?
Injeksi dapat dilakukan di rumah sakit, laboratorium, atau tempat-tempat yang menyediakan layanan kesehatan. Untuk melakukan suntikan rutin atau pengobatan sesuai dengan kondisi kesehatan yang dialami, kamu bisa melakukan pemeriksaan lewat aplikasi Halodoc.
Kamu juga bisa mendapatkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya dengan download Halodoc sekarang juga!
Injeksi yang sering disebut sebagai ‘shot’ atau ‘jab’ dalam bahasa Inggris adalah proses memasukkan cairan ke tubuh menggunakan jarum. Dalam praktik medis, cairan yang kerap dimasukkan ke tubuh melalui injeksi adalah obat dan vitamin. Jarum yang digunakan adalah jarum hipodermik dan jarum suntik.
Dalam dunia medis pula, injeksi kerap dikenal sebagai teknik pemberian obat melalui parenteral, yaitu pemberian melalui rute selain saluran pencernaan. Injeksi parenteral meliputi injeksi subkutan, intramuskular, intravena, intraperitoneal, intrakardiak, intraartikular, dan intrakavernosa.
Suntikan umumnya diberikan satu kali pada suatu waktu, meski dapat digunakan untuk pemberian obat secara terus-menerus dan dalam kasus tertentu. Bahkan, ketika diberikan satu kali pada waktu tertentu, pengobatannya mungkin bersifat jangka panjang, yang kemudian disebut sebagai injeksi depot.
Jika obat perlu diberikan secara berulang, kateter yang menetap biasanya lebih disukai daripada injeksi. Injeksi adalah salah satu prosedur perawatan kesehatan yang cukup umum. Sebagian besar injeksi dilakukan dalam rangka perawatan kuratif, sedangkan sebagian kecilnya untuk imunisasi, atau transfusi darah.
Lokasi Tubuh untuk Melakukan Injeksi
Lokasi suntikan tergantung pada obat yang diberikan, penyakit yang menyertai, seberapa cepat obat perlu bekerja, dan jenis suntikan yang diterima. Jenis suntikan juga dipengaruhi oleh berat badan, usia, biaya, frekuensi pemberian, dan faktor lainnya. Berikut ini lokasi pemberian sesuai dengan jenisnya:
Suntikan intravena dilakukan dengan sebuah tabung plastik kecil yang disebut kateter, yang dimasukkan ke dalam vena. Kateter ditempatkan di tempat yang mudah diakses dengan aliran darah terbaik. Ini lokasi umum pemberian suntikan:
Penting untuk menghindari area kulit yang terinfeksi dan menempatkan kateter pada sendi yang dapat menekuk. Pemberian suntikan harus dihindari pada area yang terluka atau sakit, dan vena yang kaku atau tipis.
Di Mana Melakukan Injeksi?
Injeksi dapat dilakukan di rumah sakit, laboratorium, atau tempat-tempat yang menyediakan layanan kesehatan. Untuk melakukan suntikan rutin atau pengobatan sesuai dengan kondisi kesehatan yang dialami, kamu bisa melakukan pemeriksaan lewat aplikasi Halodoc.
Kamu juga bisa mendapatkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya dengan download Halodoc sekarang juga!
Injeksi yang sering disebut sebagai ‘shot’ atau ‘jab’ dalam bahasa Inggris adalah proses memasukkan cairan ke tubuh menggunakan jarum. Dalam praktik medis, cairan yang kerap dimasukkan ke tubuh melalui injeksi adalah obat dan vitamin. Jarum yang digunakan adalah jarum hipodermik dan jarum suntik.
Dalam dunia medis pula, injeksi kerap dikenal sebagai teknik pemberian obat melalui parenteral, yaitu pemberian melalui rute selain saluran pencernaan. Injeksi parenteral meliputi injeksi subkutan, intramuskular, intravena, intraperitoneal, intrakardiak, intraartikular, dan intrakavernosa.
Suntikan umumnya diberikan satu kali pada suatu waktu, meski dapat digunakan untuk pemberian obat secara terus-menerus dan dalam kasus tertentu. Bahkan, ketika diberikan satu kali pada waktu tertentu, pengobatannya mungkin bersifat jangka panjang, yang kemudian disebut sebagai injeksi depot.
Jika obat perlu diberikan secara berulang, kateter yang menetap biasanya lebih disukai daripada injeksi. Injeksi adalah salah satu prosedur perawatan kesehatan yang cukup umum. Sebagian besar injeksi dilakukan dalam rangka perawatan kuratif, sedangkan sebagian kecilnya untuk imunisasi, atau transfusi darah.
Kapan Harus Melakukan Injeksi?
Injeksi biasanya dilakukan sesuai saran dokter, atau untuk tujuan tertentu seperti ketika ingin mendonorkan darah. Disarankan untuk tidak melakukan suntikan di lokasi yang sama, karena dapat menyebabkan kulit di daerah tersebut menjadi lebih tebal atau cekung ke dalam.
Tips lainnya adalah area yang sama dengan jarak 2,5-5 sentimeter dari tempat suntikan sebelumnya. Setelah semua area tersebut telah digunakan, kamu bisa berpindah ke area lain.
Injeksi Intramuskular
Injeksi intramuskular bertujuan untuk mengantarkan suatu zat ke dalam otot agar cepat diserap oleh pembuluh darah. Sebagian besar vaksin yang tidak aktif, seperti vaksin influenza diberikan dengan cara suntikan intramuskular ini. Metode ini dilakukan dengan jarum yang membentuk sudut 90 derajat dalam posisi duduk.
Injeksi subkutan bertujuan untuk mengirimkan cairan ke jaringan antara kulit dan otot. Metode ini membuat penyerapan obat berjalan lebih lambat ketimbang intramuskular. Jarum yang digunakan pun cenderung lebih pendek, karena tidak perlu mencapai otot.
Pemberiannya dilakukan di jaringan lemak di belakang lengan. Injeksi insulin adalah yang paling umum menggunakan metode ini. Selain itu, vaksin tertentu seperti MMR (Campak, Gondok, dan Rubela), Varisela (Cacar Air), dan Zoster (herpes zoster) juga diberikan secara subkutan.
Dalam Injeksi intradermal, obat dikirim langsung ke dalam dermis, yaitu lapisan yang berada tepat di bawah epidermis kulit. Suntikan sering diberikan pada sudut 5 sampai 15 derajat dengan jarum pada kulit pasien. Penyerapan membutuhkan waktu paling lama ketimbang injeksi intravena, intramuskular, dan subkutan.
Oleh karena itu, jenis intradermal sering digunakan untuk tes sensitivitas, seperti tes tuberkulin dan alergi, dan tes anestesi lokal. Reaksi yang disebabkan oleh tes ini mudah dilihat karena lokasi suntikan pada kulit. Bagian tubuh yang sering dijadikan lokasi suntikan intradermal adalah lengan bawah dan punggung bawah.
Injeksi depot dilakukan dengan tujuan untuk menyimpan obat dalam massa lokal, kemudian secara bertahap diserap oleh jaringan di sekitarnya. Senyawa aktif dalam metode ini dilepaskan secara konsisten dalam jangka waktu lama. Cairan yang dimasukkan berbentuk agak padat atau berbahan dasar minyak.
Makanan yang Mengandung Kolagen, Glutathione, dan Vitamin C
Ilustrasi makanan sehat/ Foto: Freepik/Freepik
Jika kolagen dan glutathione adalah zat yang diproduksi dalam tubuh, beda halnya dengan vitamin C. Nutrisi satu ini tidak bisa diproduksi tubuh secara alami, hanya bisa diperoleh dari sumber tertentu di luar tubuh.
Berikut adalah beberapa makanan yang mengandung kolagen, glutathione, dan vitamin C:
Meski bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan kulit, ada dosis terbaik untuk dikonsumsi per hari:
Kenapa Melakukan Injeksi?
Injeksi dilakukan untuk mencapai tujuan medis tertentu. Mulai dari penyembuhan, hingga pencegahan penyakit. Cairan yang diberikan melalui injeksi akan disesuaikan dengan kondisi medis atau dengan resep dokter. Penyerapan obat ke dalam tubuh dipengaruhi oleh area dan kedalaman lokasi suntik.
Cara Memilih Suplemen Sesuai dengan Kondisi Kulit
Cara Memilih Suplemen Sesuai dengan Kondisi Kulit/ Foto: Freepik/jcomp
Selain mengonsumsi makanan di atas, kamu juga bisa mencukupi kebutuhan kolagen, glutathione, dan vitamin C melalui suplemen.
Suplemen mampu memenuhi kebutuhan nutrisi yang mungkin tidak terpenuhi melalui makanan sehari-hari. Suplemen juga memiliki kandungan yang bermanfaat bagi kulit, mulai dari memperbaiki kerusakan kulit, melindungi kulit dari bahaya sinar UV, hingga menjaga kulit tetap awet muda.
Kini sudah semakin banyak suplemen yang beredar di pasaran. Namun, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan sebelum memilih suplemen untuk dikonsumsi.
Pertama, kenali kondisi kulit. Kamu bisa berkonsultasi dengan ahlinya untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan kulitmu.
Selanjutnya, pilih suplemen dengan kandungan yang dapat menutrisi kulit sesuai kebutuhan. Pakai sesuai anjuran atau sesuai dosis maksimal harian.
Namun, jika disuruh memilih, suplemen dengan kandungan mana yang lebih baik? Kolagen, glutathione, atau vitamin C? Well, semakin lengkap nutrisi, maka akan semakin optimal hasilnya, Beauties!
Kabar baiknya, ada produk suplemen yang memiliki ketiga kandungan (kolagen, glutathione, dan vitamin C) tersebut, yaitu Nutrafor White Beauty Capsule.